Perjalanan Menghadapi Hujan



Hero masih perjalanan menuju dimana tempat bekerjanya terjadilah hujan lebat. Bajunya sudah terlihat basah merasakan tubuhnya membuatnya dingin dan jalan cepat sambil menuju tempat dimana Hero layak istrahat akan sambil mengaksikan sifat hujan yang berhamburan di atas bumi tanpa takut pada duri juga tanpa menghormati manusia beraktivitas ini. Hero merasa takut basah dan dingin bukan karena hujan yang membuatnya dingin malah mengingat sebentar lagi lanjut pekerjaan seperti biasanya yang harus bersih rapih dan hangat. 

Hujan semakin besar hingga tubuhnya seperti sedang mandi. Hujan itu membuatnya  marah dan sangat benci padanya, itupun percuma saja baginya. Tentu saja ia bukan makluk bertelinga yang bisa mendengar suara, entahlah! Hero harus rendahkan diri  karena hujan merupakan sesuatu abadi alamia yang memiliki kemampuan lebih tinggi dari kemampuan manusia. Dan lebih menakutkannya, ketika terjadi hujan Ia tidak pernah takut pada siapapun, api yang pada biasanya memakan apa saja termasuk batu-batupun justru memadamnya. 

Hero yakinnya, lebih baik cari tempat perlindungan yang tidak bisa membasahi air hujan, semacam di atasnya ditutup dengan sesuatu benda karena tempat dimana di atasnya ditutup dengan sesuatu maka air hujan tidakan mampu menembusnya justru di situlah Ia akan kalah melawannya. Hanya tempat seperti itulah, manusia akan merasa mampu melawan dengan air hujan yang jika terjadi tidak tahu ampun ke pada siapapun itu. 

Di sepanjang jalan, tempat yang layak Hero istrahat sudah lewatkan tadi dan di bagian depannya tidak ada tempat yang layak. Sedikit kedepan lagi, Hero lihat hanya pohon mangga di sebelah arah kanan jalan maka Hero terpaksa istrahat di situ. Di belakangnya rumah warga dan di depannya kantor TNI  AU Wilayah Ibu Kota Yogyakarta. Hero tenangkan di bawah pohon mangga itu rasanya aman lantaran daun-daun pohon mangganya tertutup tebal. Hujan semakin membesar justru menembus daun-daun pohon mangga itu hingga tubuhnya samakin deras dengan air hujan, sepertinya siraman air di atas kepala manusia yang pada biasanya membasahi seluruh tubuh manusia. Keyakinan sial!!!

Hero mengadari kalau di situ tidak bisa bertahan. Tentu saja Hero memutuskan untuk mencari tempat istrahat yang tidak kena air hujan.  "wahhh hujan ini memang gila, bukan ia saja yang ada di bumi ini", ungkap dengan suara marahnya. 

Rumah warga yang ada belakang Hero itu di depan pintu rumahnya ada kursi yang layaknya Hero bisa duduk. Sayang sekali pemilik rumahnya nggada membuatnya tidak minta tolong masuk di rumah itu untuk disementara waktu istrahat. Suara orangpun nihil, alias sepi dan sunyi. Pintu utama pagar itupun kelihatan tertutup. Akan tetapi Hero kira penghuninya ada karena di depan pintu rumahnya ada motor Yamaha yang tentunya biasa digunakan pada aktivitas sehari-hari,  begitupun mobil miliknya ada di depan pintu rumah dalam  terbukus pelastik.

Perasaannya semakin tidak tenang untuk harus apa, lantaran di luar hujan semakin membesar dan di rumah belakang yang adapun membingunkan apa ada orang atau tidak mengingat situasi dalam rumah yang membingunkanpula. Suara orangnya nihil sementara pintu utamanya kelihatan tertutup mambuat Hero kira tidak ada orang tetapi motor dan mobil pemilk rumah yang ada di depan pintu rumah juga membuat Hero kira ada orang di dalam. 

Tanpa takut, Hero lihat pintu utama, ternyata belum terkunci. Hero merasa senang dan beruntung. Hero lansung masuk. "harusnya begitu, coba dari tadikah supaya saya tidak kena air hujan yang lebut-lembut keras ini", ungkap dengan senang sambil memasuki di kursi yang ada di sebelah arah kiri pintu rumah itu. 

Di situ kursinya bikin bagus dengan bahan pohon bambu seperti biasanya orang jawa bikin kursi pake pohon bambu yang bagus dan kuat. Di sebelah kursinya ada koran bisnis itu Hero ambil  lalu lihat-lihat tulisan dan gambar yang ada di dalam koran bisnis tersebut. Heropun asyik dengan koran bisnis itu, aktivitas di luarnya bagaimana, entahlah! Tidak lama lagi, di kagetkan dengan suara orang. "Mas habis pulang kampus ya", begitu kata Bapak pemilik rumah itu sedang keluar dari rumah seakan dia tebak perjalanan Hero. 

Hero membuat agak takut dan sedikit kaget dengan sura Bapak yang ucapnya tiba-tiba  saja itu tanpa  memberikan simbol kedatangannya. "Nggak Pak!, saya pergi ke tempat kerja tetapi hujan ini yang tadi saya masuk di sini, mohon maaf ya, Pak!", katanya  dengan harus menyakinkan supaya dia tidak curigai sebagai pencuri atau orang kasar. 

Bapak pemilik rumah  itu semacam sudah kenal sama Hero. Dia tidak ragu sama Hero. Justru dia  terimah dengan baik dan lansung melangkah bercakap. “Nggapapa Mas, klo hujan begitu bisa istrahat di sini ko”, sahutnya. 

Lantas merek dua lanjutkan cerita-cerita humor. Dalam menjelan waktu, hujannya semakin redah. Setelah beberapa menit, aktivitas  hujannya nihil lalu Hero keluar dari rumah sambil salaman dengan Bapak pemilik rumah itu. "Semoga sukses ya,  nakpu pekerjaannya!, ucapnya.

Awalnya perjalanan Hero dari dimana tempat tinggalnya beralamat Jalan Kusumanegara menuju dimana tempat kerjanya beralamat Jalan Timoho  Yogyakarta pada hari senin (21/12/2015) sore pukul 13:00 WIB. Selesai.
Perjalanan Menghadapi Hujan  Perjalanan Menghadapi Hujan Reviewed by Unknown on 23.17 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Gambar tema oleh epicurean. Diberdayakan oleh Blogger.